Karunia





Pohon rindang berdiri di tengah taman
Kemudian datang sepasang merpati putih hinggap di ranting pohon itu
Bulu keduanya menawan diterpa angin sepoi
Merpati jantan memuji kesetiaan dan pesona kekasihnya, merpati betina tersipu atasnya seraya membalas, “bukankah Tuhan yang telah mengakaruniakanku atasnya dan halal bagimu.”
Sepasang merpati itu kemudian bersiul mesra, namun kemesraan mereka terganggu oleh kehadiran seorang perempuan tak kalah memesona berdiri di bawah pohon itu, tak lama juga terlintas seorang lelaki alim di hadapan perempuan itu
Lelaki alim tak sengaja memandang perempuan yang tak harus dipandangnya, dan sekilas ia tertunduk dan terus melangkah.
Perempuan itu merasa tak terima atasnya, lalu berkata
“Jangan engkau salahkan rupa dan tubuhku yang indah, bukankah Tuhan yang telah mengakaruniakanku atasnya”
Mendengarnya, lelaki itu menghentikan langkahnya, dengan hati bantah ia menjawab,
“Atau jangan pula engkau salahkan aku punya nafsu, bila kaumku tak memilikinya mugkin engkau pun tak memiliki keindahan rupa dan tubuhmu”
Lelaki alim itu pergi berlalu, dan tak lama datang pula seorang lelaki dan membawa perempuan itu pergi
Suasana kembali tenang dan damai, merpati betina berkata kepada merpati jantan
“Bising sekali tadi di bawah ya.”
Merpati jantan lalu menjawab
“Apa pedulinya aku.”
Merpati betina berkata lagi
“Duhai, betapa indahnya bila pemberian Tuhan disesuaikan dengan aturan dari-Nya”
Keduanya lalu terbang mesra membelah angkasa.

Kutipan dari cerpen “Karunia”

Ari irawan

Posting Komentar

0 Komentar