Menjadi yang Istimewa


Menjadi yang Istimewa. Orang istimewa selalu lebih sedikit  daripada orang yang biasa. Dalam pandangan islam, istimewa adalah ketika manusia bisa menempatkan dirinya  untuk menghamba secara total kepada Allah Swt.

Yang istimewa lebih sedikit jumlahnya. Pada suatu hari dimana ada keluarga tetanggaku melaksanakan hajatan, meramaikan acara pernikahan anaknya, hajatannya yang cukup besar, bisa dibilang “wahh..” tidak tanggung-tanggung yaitu menganggap organ tunggal, sangat heboh seperti konser ditelevisi, dengan artis bodi menawan yang sangat mencuci mata bagi yang melihatnya, termasuk kaum adam. Sangat heboh hingga banyak yang berebutan naik ke panggung untuk joged-joged riang dengannya, menghambur-hamburkan uang yang ada ditangannya, kepada sang artis penyanyi. Hingga keributan pun terjadi. Tidak sedikit yang menontonnya, melainkan banyak, dan dikuti oleh para pemuda pemudi, itu lebih banyak dari jumlah yang ada di daerahnya, mungkin dari segala plosok penjuru menuju ke titik pusat itu, organ tunggal. Kala itu saya berada dilingkungan yang biasa.

Ketika sudah selesai, malam harinya melanjutkan kembali acara pesta tersebut, ternyata kali ini berbeda, malam ini bukan organ tunggal, melainkan pengajian. Sebagaimana yang diikuti hanya ibu-ibu dan bapa-bapa, dan itu pun tidak banyak, melainkan hanya sedikit, yang saya pikirkan adalah kemana kebanyakan orang yang ramai diwaktu siang tadi.

Memang benar yang istimewa itu sedikit jumlahnya, biasa pasti banyak jumlahnya. Pada hari berikut, saya ingin menjadi yang istimewa. Di sekolah saya belajar, SMA Muhammadiyah. Saya ditawar hadir dalam pengajian rutin awal bulan yang dilaksanakan setiap hari sabtu. kala itu saya kelas 12, tidak lagi berada disana karena sudah mengadakan perpisahan pertanda pelepasan siswa yang akan lulus  tahun ajaran 2012-2013.

Saya ditawar hadir dalam acara itu oleh panitia, kontan saya senang mendengarnya. Ya, pengajian membuatku lebih berwawasan dalam mencari ilmu agama. Saya berangkat dari rumah ke sekolah kurang lebih 45 menit, cukup jauh. Trik matahari tidak menggoyahkan niatku. Sesampai disana, nampaknya acara akan segera dimulai, yang bertempat di Masjid sekolah. Apa yang terjadi? Saya melihat kedalam hingga kuputar kepalaku kesekeliling, hanya sedikit yang mengikuti acara pengajian itu. Selebihnya entah kemana. Bila saya hitung mungkin sepuluh detik waktu yang cukup untuk menghitung yang hadir disana. Dan inilah orangorang yang istimewa. Ya, saya belajar menjadi yang istimewa. Karena yang istimewa itu selalu sedikit jumlahnya. Istimewa berarti berbeda dari biasa.

Nah, sekarang apakah anda termasuk biasa atau istimewa? Semua manusia ingin menjadi yang istimewa, tetapi sudah kita tahu bahwa yang istimewa itu sedikit jumlah dari yang biasa. Yang sedikit memang belum tentu baik, tapi yang baik jumlahnya pasti sedikit. Maka ada beberapa tips yang bisa dipakai, apakah anda istimewa atau biasa?  coba Anda renungkan, apakah Anda termasuk orang yang sedikit atau orang yang banyak. Shalat shubuh di masjid secara berjamaah pasti lebih sedikit jumlahnya dibanding keselurhuan masyarakat disekeliling masjid, maka kalau Anda memastikan  hadir shalat shubuh berjamaah, Anda termasuk Istimewa.

Banyak wanita yang tidak mau menutup auratnya dengan sempurna, kebanyakan malah memarkennya, bila Anda ingin menutupnya agar orang tidak melihat kecuali kepada suami Anda, maka Anda termasuk Istimewa. Dan banyak juga orang yang mengambil jalan hidupnya dengan berpacaran, bila Anda mampu menahan diri untuk menanti siap. Maka anda Istimewa. Dan masih banyak  contoh lain yang ada disekitar kita.

Dalam Al-Quran dengan jelas menyampaikan kepada kita bahwa diantara manusia yang diciptakan Allah, hanya sedikit sekali manusia yang bersyukur, beriman dan mengambil pelajaran kepada-Nya

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur” (QS.[32]:9)

“Dan Al-Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya” (QS[69]:41)

“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikti sekali kamu mengambil pelajaran” (QS.[40]:58)

Dalam lingkungan kebanyakan manusia tidak berada dalam jalan yang kebenaran, maka jagalah diri kita dari ‘golongan yang banyak’. Al-Quran dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa diantara manusia kebanyakan manusia adalah fasik, tidak mengetahui dan tidak mengambil pelajaran

“Sesungguhnya (menentukan) hukum itu hanyalah kepunyaan Alllah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS.[12]:40)

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami” (QS.[10]:92)


Nah, sekarang kita sudah tahu mana yang istimewa atau yang biasa, hidup adalah  pilihan tinggal kita pilih, istimewa atau biasa. Dan pada dasarnya yang istimewa butuh perjuangan karena ia berbeda dari biasa. Karena itulah ia layak sebagai istimewa.

Posting Komentar

0 Komentar