Menonton Penari Bekerja


Penari adalah kata benda yang memiliki masa lalu, katamu. Bagiku, penari adalah kumpulan kata sifat bagi orang-orang kesepian. Atau anak kecil jatuh ketika baru belajar berjalan. Ia sangat suka sekali perayaan tapi benci keramaian. Atau sesekali ia memakai topeng untuk menutupi air matanya.

Penari adalah kebahagiaan yang berpura-pura dan gemar bersembunyi di balik nama dalang. Masa lalu selalu diingat ketika ia memakai topeng samba sebab jiwanya tumbuh dan dirawat dalam ingatan. Masa lalu akan dilupakan ketika aku tak lagi melihat kau menari. Mencintai tanpa melihat kau bahagia hanyalah ranting pohon yang dipatahkan dan burung tak bisa lagi bersarang.

Penari adalah kesedihanmu yang aku tonton sampai selesai. Aku ingin menjadi topengmu sebagai penghapus air mata. Atau sebagai selendang ketika kau merasa malam itu terlalu dingin. Sebab lampu, musik, cahaya, dan tepuk tangan tak kan membuatmu merasa hangat; jika aku sebaik-baiknya kenangan yang kau ingat.

Penari adalah harapan yang menjatuhkan banyak air hujan. Orang-orang berkumpul dan melihatnya dengan tenang tanpa membawa kata kerja. Mereka selalu mengajak kesedihannya berlibur hanya untuk melihatmu. Dan lukamu tertawa sebab ada kesedihan lain yang lebih baik darimu.

Aku selalu merasakan kau menari tapi harapan tak pernah jatuh padaku.

Aku laki-laki dan kau perempuan. Aku selalu di kamar membaca surat yang tak pernah kukirimkan padamu.

Jika beberapa waktu memberiku kesempatan, aku ingin seperti Kencana wungu dan kau Minakjingga. Kau tahu, Kencana wungu adalah ratu dan Minakjingga adalah prabu. Minakjingga sangat tergila-gila kepada Kencana wungu. Bertukar peran akan terlihat lucu dan penonton kuyakin tertawa. Begitulah dunia. Dan cerita ini tak akan kuselesaikan sampai kau berhenti menari di kepalaku dan pergi tanpa membuat luka.

Kepada, 
Sri Rahayu, gadis penari yang cintanya tak ingin diingkari

Posting Komentar

0 Komentar