Surat Lebaran dari Mantan Kekasih




Pertama kudengar bahwa kau menulis Surat Lebaran untuk Mantan Kekasih dari seseorang yang aku dan kau kenali, hatiku langsung bertanya, "Apakah itu untukku?" Namun, kau pun memiliki beberapa mantan kekasih. Tapi sudahlah, aku pun tak menghiraukannya, aku segera mencari dimana kau meletakkannya. Setelah kutemukan, segera kubaca surat itu dengan banyak pertanyaan yang ada dipikiranku.
Aku tak tau apa yang harus kuucapkan untukmu. Mungkin hanya kata terima kasih yang dapat kuberikan untuk tulisan atau dapat kubilang isi hatimu itu. Banyak sekali hal yang ingin kuutarakan mengenai surat itu.
Sungguh aku merasa senang ketika kau masih benar-benar mengingat semua hal yang pernah kita lakukan bersama, sampai terakhir kita berjumpa. Itu berarti kau masih mengingatku sejenak disela-sela kesibukkanmu yang padat. Dan ketahuilah begitu pula denganku. Ketika namamu terlihat dalam dunia maya, aku hanya bisa melihat semua kegiatanmu yang kau tuang ke dalamnya. Ingin rasa memberi sebuah komentar di sana, namun telah ada seseorang yang sepertinya lebih mengetahui tentang dirimu dari pada aku. Yang mungkin mengerti bahasa tulisanmu dengan sangat baik. Melihat itu aku menyerah.
Perlu kau tau, saat ini aku sedang berada dalam kesendirianku yang memang membuatku sibuk berperang dengan hatiku. Hanya mencoba memikirkan, "apakah diri ini sudah pantas untuk seseorang yang kelak akan menjadi pemimpinku dalam kehidupan di masa depan?" Lalu, "apakah aku sudah taat akan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?” Sedangkan, jika kau bertanya padaku "Apa kau tak membutuhkan kasih sayang dan pengertian dari seseorngg yang spesial?" Dengan sangat jujur aku menjawab iya, aku sangat membutuhkannya.  Semua itu membuat hatiku sedang berperang melawan hal yang tak kuinginkan, membuatku celaka di masa depan. Ini hampir membuatku gila.
Kau bilang kau percaya bahwa suatu hari nanti kita akan bertemu lagi, entah masih di jalan yang sama atau telah berada pada jalan masing-masing. Aku pun percaya akan hal itu, karena Dia Yang Maha Tahu takkan pernah menukar takdir yang ditulis-Nya untuk kita selama itu Kehendak-Nya. Rasa takut pun tatkala datang menghampiriku dengan banyak pertanyaan yang ada di benakku, "Apakah kau sudah melupakanku?", "Apakah sudah ada nama yang telah membuat hatimu terketuk dan membukanya kembali?" Jika sudah begitu, apa yang harus kulakukan? Kau pun dapat menjawabnya. Kembali lagi, aku percayakan pada-Nya bahwa tulang rusuk takkan tertukar serta hanya dapat berdoa pada-Nya untuk memberikan kita yang terbaik menurut-Nya.
Setelah berpisah denganmu tak satu pun lelaki yang menjadi pasanganku atau biasa  disebut dengan "pacar". Sudah kuhilangkan kata itu dalam pikiranku, yang ada hanya "Calon Imamku" Kau pun bilang sedang menunggu rahasia itu. Lagi lagi aku pun begitu, menunggu kedatangan seorang lelaki yang siap menemui ayahku dan memintanya untuk siap melepasku. Karena dialah yang nantinya akan menggantikan kewajiban ayahku dalam menjagaku. Karena itu jika kau dan aku percaya akan rahasianya, kita tak perlu ragu bukan untuk bersabar dan menunggu? Biarkan doa yang akan menjadi jembatan antara kita.
Bolehkan aku sedikit memujimu? Kau lelaki baik yang rela melepasku untuk mendekatkan diri pada-Nya, aku begitu salut kepadamu. Kau yang tak pernah membiarkan paru-parumu rusak oleh tembakau yang mereka bilang sangatlah nikmat. Kau yang tak pernah meninggalkan kewajiban beribadahmu. Kau lelaki yang begitu sangat mencintai ibumu, serta kau yang begitu penyabar dalam menghadapi permasalahanmu. Wanita mana yang tak menginginkan hal semacam itu? Karena itu, pasti banyak wanita yang berlomba ingin berada untuk mendampingimu.
Jawaban untuk pertanyaan mengapa aku tak menghubungimu tuk sekedar bertegur sapa adalah tidak ada alasan. Aku tak tahu mengapa, apa mungkin aku takut akan mengganggu kegiatanmu ataupun rasa maluku menyapamu yang kini kulihat sedang berada dalam kebimbangan untuk mengatakan bagaimana "Cara Mencintainya". Atau juga karena ketakutanku padamu yang akan semakin menjauh dari-Nya ketika kau bersamaku. Ah, mungkin alasan klasik untukmu. Mungkin orang lain sangat menyukai untuk setiap hari berkomunikasi dengan orang yang mereka sukai, tapi berbeda dengan diriku. Yang jelas, saat kita kembali berkomunikasi setelah sekian lama tak saling menyapa, ada rasa tersendiri yang aku sendiri tak mengerti.
Aku tak mengerti cara mengatakan semuany padamu. Jika aku ingin ungkapkan semua dalam tulisan ini mungkin akan membutuhkan beribu hingga berjuta kata bahkan bisa sampai tak terhitung jumlahnya. Namun jika kau ingin mengungkapkannya lebih banyak lagi, dengan senang hati aku akan membaca atau mendengarkannya.
Mungkin tulisan ini tak seindah tulisan dirimu yang sudah sangat mengerti tata bahasa yang seharusnya digunakan untuk menulis sebuah karya yang indah. Namun ini benar-benar tulisan dari hati seorang mantan kekasihmu.

Posting Komentar

0 Komentar