Mereka yang Menyebalkan ketika di Bioskop

 dibaca normal: 3 menit

[ariirawan.com] “Sudah tiga kali saya memberi kode tapi dia masih tidak peka, jadi saya memilih untuk pergi.”
    Menonton film di bioskop memiliki kenikmatan dan kepuasan tersendiri daripada nonton di laptop dari film hasil bajak pula. Kalau salah satu cara mengapresiasi penulis adalah dengan membeli bukunya, maka cara mengapresiasi sang pembuat film ya dengan menontonnya di bioskop. Nah, kalau kamu penulis dan mereka pingin punya bukumu secara gratis, ya sama saja dengan ah YKWIM-lah..
    Hanya saja ada waktu tertentu ketika pemutaran film sedang berlangsung tapi kita merasa sangat terganggu oleh penonton di sekitar. Kalau kamu pernah merasa terganggu, berarti kita sama. Saya rasa ini adalah hal menyebalkan yang paling menyebalkan ketika merasa sebal tapi ngga bisa berbuat apa-apa. Maka berikut inilah orang-orang menyebalkan saat sedang menonton film di bioskop.

Mereka yang seperti Sang Raja
    Penonton semacam ini adalah mereka yang tak memiliki tempat berpijak. Maksudnya, kaki mereka seenaknya bersandar di kursi penonton di depannya, parahnya, udah bersandar nendang-nendang pula. Enak bener. Saya pernah jadi korbannya. Itu penonton apakah benar-benar minim etika, atau ia yang sering datang terlambat masuk kelas sehingga ngga melihat peraturan yang terpampang di layar.
    Lalu saya diam saja? Namanya juga sedang menonton, harus fokus, kalau kelewat ngga mungkin kita bilang ke pihak bioskop, “Mas, boleh diulang adegan yang tadi ngga?” Plis deh ah. Yah tapi untuk menunjukan  kalau merasa sangat terganggu, saya coba dengan memberi kode dan isyarat dengan melihat kebelakang, dan dia masih ngga peka. Lalu isyarat saya coba ditambah dengan deheman kecil. Mujarab? Boro-boro! Maka, saya gunakan jurus kedua, sabar dan tetap fokus, untungnya saat itu sedang menonton film Indonesia yang hanya berdurasi satu setengah jam-an saja.

Mereka yang seperti Komentator Bola
    Taulah ya komentator bola, peluang sedikit komen, pelanggaran sedikit komen, kesalahan sedikit komen, lagi rame-ramenya lidah ngga mau diem! Bayangkan kalau ia ada di bioskop. Lagi-lagi, penonton seperti ini lebih sangat mengganggu. Dan itu terjadi lagi pada penonton yang berada tepat di belakang saya.
    Duh, Mas, Mba, di bioskop itu buat nonton, bukan ngobrol! Risih. Kalau setiap adegan dikomen, diceritain, sudah saja donlod sana nunggu sampai ada. Nyorocos sampai berbusa ngga ada yang peduli. Meski film illegal ya apa boleh bikin deh. Jadi, mereka itu semacam peramal bioskop atau tipe penonton seperti ini adalah ia yang sudah menonton dua kali. Karena ia sudah tahu spoilernya jadi setiap adegan selalu diceritakan pada teman ajakkannya itu, atau gebetannya, atau pacarnya, atau siapalah pokoknya.
    Lalu apa saya masih diam saja? Plis saya ngga bakal ngetik tulisan yang sama lagi. Setelah jurus kedua masih ngga ampuh, maka digunakanlah jurus ketiga. Pindah tempat duduk! Kalau perlu saya gunakan saja langsung jurus keempat, menegurnya. Namun demi kenyamanan, kedamaian dan kesejahateraan suasana di dalam bioskop, jurus itu masih saya simpan. Saya masih bersabar dan masih ada kesempatan untuk memilih mengalah saja. Saya ingat ketika itu sedang menonton film Transformer: The Last Knight. Ngga mungkin kan ya, durasi sekitar dua jam malah memilih terkontaminasi oleh bisikan-bisikan yang terkutuk.

Mereka yang  Bermain Ponsel
    Peraturan-peraturan ketika sedang menonton di bioskop sudah jelas. Terutama berkaitan dengan ponsel. Ponsel kudu di-silent apalagi merekam. Oke, di-silent sudah, tapi ada yang lebih menganggu lagi, ya memainkan penselnya itu. Bioskop itu gelap tapi ketika film sedang diputar dan ada penonton tiba-tiba menyalakan ponselnya, itu sangat menganggu. Kehadiran ponsel sungguh sangat mencolok, fokus kita pasti akan teralihkan.
    Misal, kamu seorang jomblo sendirian hidup di tengah-tengah hutan pada malam hari. Penerangan hanya dibantu sang bulan yang sering terhalang awan. Kemudian datanglah kunang-kunang, maka fokusmu pasti ke kunang-kunang toh. Lagi pula, masa kalau lagi nonton, itu tangan masih gatel saja sama ponsel. Mending  matikan atau dimode pesawat, lalu masukkan ke tas. Toh film cuma beberapa jam saja.

Posting Komentar

0 Komentar