Siapa yang Menentukan “He/She” di Google Translate?



[ariirawan.com] “Salah satu cara agar terlihat bijak adalah dengan menulisnya dalam Bahasa Inggris.”
    Beberapa waktu lalu akun instagram Ayu Ting Ting mendadak ramai akibat postingannya yang menggunakan caption dalam Bahasa Inggris. Bunyinya begini, “She loves cake really, and she likes blow the candle as always.” Merasa ada yang ganjil, para netizen yang mendadak menjadi pengamat bahasa dadakan pun mulai merespon. “Harusnya ‘She really loves cake,’” komentar netizen membenahi.
    Dan baru saja saya juga melihat postingan status seseorang di Facebook yang memakai Bahasa Inggris. Seperti ini sabdanya, “he is already owned by others. I’m glad he’s finally got better than me”. Karena kini status di Facebook terdapat fitur translate, maka saya mencoba mengklik untuk menerjemahkannya. Berikut statusnya:

    Ya, dia sedang berusaha mencoba untuk pura-pura bahagia.
    Sebelum membaca lebih jauh, perlu diingatkan pula bahwa saya bukan pakar, ahli ataupun pengamat bahasa, apalagi Bahasa Inggris. Intensif Bahasa Inggris saja cuma disedekahin nilai B-, itu juga dibantu kemampuan rayuan dan sedikit gombalan agar sang dosen lebih mengasihani saya. Parahnya, mengapa sudah belajar Bahasa Inggris tiga belas tahun ngomong saja masih belepotan, mending belepotan, ngerti juga kagak.
    Sebagai netizen yang sedang mencari cinta sejati, saya ngga pingin kalah, maka saya pun mau berusaha menjadi pegamat bahasa dadakan. Jadi, dari status facebook di atas apa yang tidak genap? Ya, si pemosting adalah seorang laki-laki (sengaja disensor demi menjaga nama baik hehe). Dalam statusnya, ia menulis kata “he”, dalam bahasa inggris he adalah dia yang menunjukan seorang laki-laki.
    Bukankah dia sedang menutupi kegalauannya bahwa seseorang yang ia cintai sudah dimiliki orang lain yang lebih baik dari dirinya. Sudah jelas, yang ia cintai adalah seorang perempuan. Seharusnya yang digunakan adalah dia perempuan, yakni she. Ya kecuali ia sedang mencintai seorang laki-laki, jadi tulisan ini bisa dicukupkan sampai di sini.
   Tapi bukan itu masalahnya, Bisa jadi ia nulis Bahasa Inggris melalui bantuan Google Translate. Bagi yang kemampuan Bahasa Inggris-nya pas-pasan seperti saya, Google Translate adalah media yang sangat berfaedah. Kan keren tuh, bisa update status hasil terjemahan. Satu kalimat, satu paragraf, bisa diselesaikan. Berbeda kalau memakai kamus yang bertuliskan 3 miliar, 5 miliar, hese bin angel, ya kecuali dia pengacara pengabdi Setnov.
    Lalu apakah menerjemahkan di Google Translate urusan langsung selesai? Ngga. Justru banyak menimbulkan masalah lagi. Sebagai contoh, berikut ini saya mencoba menerjamahkan beberapa kalimat melalui Google Translate.

    Berdasarkan hasil terjemahan di atas, siapa yang menentukan he/she ketika nulis “dia” di Google Translate? Siapa yang menentukan dokter itu laki-laki, tahu dari mana supir itu laki-laki, perawat itu perempuan, dan pembantu rumah tangga itu perempuan? Kok Google Translate ini kerjaannya main nebak-nebak saja bisanya.
    Berbeda kalau Bahasa Indoneisa, bahas nasional kita ini adalah bahasa yang netral dalam menentukan gender. Ngga ada namanya “he” atau “she”, baik laki-laki atau perempuan, banci, waria, LGBT, tetap dipanggilnya “dia”. Tapi begitulah yang terjadi ketika Google menerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
    Mengapa? Google Translate itu menggunakan algoritma yang mendasarkan terjemahannya pada frekuensi penggunaan yang teramati. Jadi jika di database ada 1.000 penggunaan kata "driver" dan kebanyakan adalah laki-laki, maka Google menerjemahkan supir sebagai laki-laki. Sama berlaku untuk "perawat", yaitu untuk perempuan.
    Google Translate memang sedikit ada penyimpangan yang ada dalam budaya kita. Karena ngga semuanya dokter itu laki-laki dan perawat itu perempuan. Banyak zaman now pekerjaan laki-laki bisa dipegang oleh perempuan (terpujilah mereka kaum pengabdi kesetaraan gender). Walau begitu, inilah Google Translate, inilah teknologi. Apakah kita yang memegang kendali atau kita yang semakin berperan menjadi bonekanya?
    Ngga usah dijawab, karena jawabannya ada di ujung langit. Kita ke sana dengan seorang anak. Anak yang tangkas dan juga pemberani...

Posting Komentar

0 Komentar