Mengenalimu


Aku harus memulai menulis dari mana. Setiap kata yang kutulis, aku hapus kembali. Mungkin aku terlalu malu membicarakan tentangmu meski hanya pada malam. Perasaanku padamu semakin hari kian mendalam. Kau pasti tak menyadarinya kecuali pesan yang kuketik terkirim padamu menghasilkan detak jantungku.

Seberuntung inikah aku mengenalmu sampai rasa takut kehilangan hadir begitu saja. Padahal kita belum sempat bertemu sekali pun. Tapi rindu ini muncul begitu saja. Rasanya aku ingin menertawakan kerinduanku yang ternyata bisa selucu ini. Ya, lucu. Kenapa aku bisa merindukanmu. Kamu siapa aku?

Setiap kemanapun aku selalu membawa ponsel. Dan pesan masuk darimu adalah kabar yang selalu kuharapkan. Sedang apa, di mana, hal-hal yang kau lakukan ingin sekali kuketahui. Aku hanya ingin mengenal dirimu jauh lebih dalam. Meski sampai sekarang ponselku susah sekali muncul notifikasi pesan darimu. Benar kata orang-orang, menunggu sungguh menyiksa.

Bertemu adalah cara terakhir menuntaskan kerinduan. Aku tak tahu setelah pertemuan apakah perasaanku tetap sama atau berubah. Mengenalimu saja aku sudah menjadi seorang yang paling beruntung. Luka-lukaku yang selama ini gagal kurawat seolah sudah kau sembuhkan. Lemah dan rapuhku menjadi kuat menumbuhkan sebuah harapan, harapan berjumpa denganmu dan tak mengenal kata pergi.

Mari duduk, minum bersama, dan saling bertukar cerita segalanya tentang kita. Aku yakin pertemuan pertama selalu berakhir dengan senyuman. Jadikan aku satu-satunya orang agar dunia tahu kau tak mengenal rasa kecewa. Jadikan aku satu-satunya tempat menentramkan kesedihan bila melanda. Jadikan aku satu-satunya lelaki harapanmu. Terima kasih kau sudah menemukan seorang lelaki seperti aku.

Posting Komentar

0 Komentar