Kau (Versi Musikalisasi)


Hidup tanpa penyesalan kurasa hal paling menyenangkan. Tapi setelah mengenalmu, penyesalan itu tiba-tiba hadir; aku gagal menjadi yang terbaik untukmu. Bahkan untuk mengetahui kabarmu, keadaanmu, gelisahmu, sedihmu, aku tak benar-benar ada, tak benar-benar mampu. Karena kau menjauh.
Semakin mencintaimu semakin merasa aku bukanlah siapa-siapa.

Perpisahan adalah hal paling kubenci. Perpisahan selalu mengatakan bahwa kau bukanlah satu-satunya, padahal aku berusaha supaya kau menjadi satu-satunya dalam hidupku. Namun lagi-lagi, kebodohan, rasa egois dan emosi kita membuat perpishan itu terjadi.

Aku selalu hadir meski kau tak pernah menganggap. Mungkin aku belum penuh mengenalmu lebih dalam, tentang masa lalumu ataupun rencana masa depanmu.
Ceritakanlah agar kita saling memahami, agar kita saling melengkapi. Tapi aku juga tak pernah memaksa sebab kenyamanan tak ingin dipaksa. Seandainya cara terbaik menemukan bahagia dengan pergi, akan kulakukan meski luka di hati.

Pergi dan melepaskan bukanlah pertanda menyerah. Jika bersama hanya membuat luka, apakah tak ada bedanya dengan pejuang yang bodoh. Sampai kapan kau ingin merasa menang sendiri dan aku selalu mengalah. Jika ingin kau dimengerti, apakah aku tak ingin? Kebersamaan itu tentang kita, bukan tentang hanya aku ataupun hanya kau.

Pertemuan membuatku kembali merasakan perpisahan. Pertemuan membuatku merasakan bahwa cinta datang tak pernah tepat waktu. Apakah aku mencintaimu di waktu yang salah? Di tempat yang salah? Kepada seseorang yang salah? Apakah melupakanmu semudah kau melupakanku? Bagiku, lebih mudah mencintai semua orang daripada harus melupakan satu orang.

Mungkin, perpisahan adalah cara Tuhan mempertemukan kembali supaya kita menjadi pribadi lebih dewasa. Maaf jika kehadiranku merenggut bahagia yang telah kau rawat.


untuk menonton musikalisasinya bisa dilihat di sini. atau ke channel igtv @ari.irawan_

Posting Komentar

0 Komentar