Seharusnya


Saat aku sudah merasa baik-baik saja aku memahami bahwa perpisahan adalah hal yang wajar. Saat aku sudah merasa baik-baik saja aku tak menyesali bahwa air mata yang kujatuhkan adalah hal yang perlu direlakan. Saat aku sudah merasa baik-baik saja, kau kembali di hadapanku membawa rindu yang sudah lama kubuang.

Kau tahu, semakin merindukanmu, semakin aku banyak berdoa. Saat aku belum merasa baik-baik saja, sekadar ingin bertemu denganmu aku selalu bertanya pada diri sendiri bahwa aku ini siapa. Ingin berterus terang aku takut dianggap lancang, berusaha dipendam hatiku tak selamanya kuat saat tanganku masih kau genggam.

Beberapa hari ini aku sudah menjadi seseorang yang pelupa. Pelupa bahwa kita pernah merangkai mimpi-mimpi beberapa tahun ke depan. Dan hari ini, kau kembali membawa rangkaiannya yang pernah kau buang sendiri di depan mataku. Dan hari ini pula, segala ingatan dan tentang kita seperti luka yang semakin terluka.

Kau kembali saat keadaan aku tak siap. Kambalimu seperti saat kau pergi dan aku sebagai tempat hinggap. Seperti saat aku mencoba melupakan sedang perasaan ini tak mampu ditahan. Seperti saat kau membawaku terbang dan kau hilang.

Aku tak pernah menyalahkan waktu saat pertama kali kau datang di hidupku. Tapi kenapa aku selalu menyalahkan perasaanku sendiri saat kau kembali setelah pergi. Seharusnya perasaanku sudah hilang dan tak ada lagi yang perlu diulang. Seharusnya.

Posting Komentar

0 Komentar