Hari Puisi Sedunia untuk Kau yang Berada di Bumi


21 Merat merupakan Hari Puisi Sedunia. Entah sebagai pe-raya-an atau sebagai per-ingat-an. Yang jelas, puisi tidak suka keramaian. 21 Meret itu, saya mencoba membuat challenge untuk menulis puisi berdasarkan dua kata kunci yang diberikan followers isntagaram saya di instastory melalui stiker question.

dari dan untuk @yuyunynt (Cinta & Sendiri)
JIKA KAU BERTANYA PADAKU TENTANG CINTA

1.
Seorang jambret yang mengambil perhiasan dari seorang wanita. Ia selalu datang tiba-tiba, menghilang dan tak mampu kau kejar. Di sudut kamar, kau menangisi sesuatu yang kau ingin miliki selamanya.

2.
Seorang perantau yang terburu-buru berangkat ke stasiun. Penyesalan selalu datang saat kau terlambat datang. Saat itu, kau baru sadar, bahwa ia adalah tempat pulang yang seharusnya kau prioritaskan.

3.
Seorang yang menulis puisi di sudut kamar. Kau tahu puisi-puisimu tak akan mengubah apa-apa. Puisi-puisimu tak akan menjadikan ia kau miliki. Kau tahu bahwa kau hanya mencintainya seorang diri, tanpa saling.
(a.i)

dari dan untuk @_yuharirs (Melulu & Kamu)
BODOH

Ketika seorang sedang jatuh cinta, banyak hal cara yang akan ia lakukan meski terlihat bodoh.

Ketika aku sedang jatuh cinta, aku hanya membuka kamus mencari arti melulu untuk dijadikan sebuah puisi untuk:

Me.lu.lu:
(adv) tidak lain hanya kamu
hanya kamu
semata-mata kamu

Sepertinya, aku terlalu sibuk pikiranku hanya di kamu sampai aku lupa bahwa hatimu sesungguhnya bukan untukku.

Ketika itu, aku terlihat seperti orang bodoh.
(a.i)

dari dan untuk @tiarnoclara31 (Jari & Manis)
JARI MANIS UNTUK MANTAN KEKASIH

Aku adalah jari manis yang tersimpan di saku jaketmu, ingin memiliki tapi ditolak untuk dimiliki.

Aku adalah jari manis yang terselip di jari manismu, ingin selalu digenggam tapi terlepas tanpa alasan.

Aku adalah jari manis yang berharap memiliki kalung, sebab tidak ada yang menyakitkan dari cincin yang tak pernah selesai.

Aku adalah jari manis yang ingin menjadi jari telunjuk dan ibu jari, perlahan membantumu menulis puisi meski bukan untukku lagi.

dari dan untuk @qordonanissa (Patah & Hati)
SORE YANG TAK PERNAH SELESAI

Di sore yang lengang itu, aku tak mampu membedakan hatimu yang patah dan ucapanmu yang selalu terserah.

Saat itu, kata-kataku tak berarti apa-apa dan apa-apa yang kau ucapkan hanya butuh sebuah pelukan.
Saat itu, segala tubuhmu menjadi tempat berbicara dan segala tubuhku menjadi tempat mendengar.

Di sore yang mulai gelap itu, kita menerka-nerka, siapa yang akan lebih dulu menghilang atau saling memiliki sekali lagi.
(a.i)

Terima kasih sudah menyambut Hari Puisi Sedunia dan mohon maaf tidak semua kata yang kalian kirim tidak sempat saya tulisakan. Lain waktu, mari kita berpuisi lagi.

Instagaram: @ari.irawan_

Posting Komentar

0 Komentar