Sampai di Sini


Selalu, Sayang. Jarak selalu membuatku cemburu, tanpa kabar selalu membuatku khawatir. Menyebalkan, aku sudah terlanjur menyayangimu dan berharap jika semua ini tanpa harus berakhir.

Pernah kau berpikir mengapa hubungan kita bisa sampai sejauh ini? Pernah kau ingat mengapa sempai saat ini hatiku masih menempatkan untuk kau miliki? Ah, mungkin semuanya sudah tiada arti hanya karena di sana ada yang membuat dirimu merasa lebih nyaman dan peduli.

Kita pernah sepakat, kunci jarak adalah berkabar, kunci setia adalah saling percaya. Tidak bermaksud memojokan siapa di antara kita yang salah, aku hanya ingin apa yang telah kita perjuangan tak berhenti begitu saja hanya karena kita lebih memilih menyerah.

Dulu, sebelum kita mengenal jarak, kita sudah lebih dulu mengenal perasaan sama-sama. Tentang bagaimana belajar saling menerima, belajar bagaimana mempertahankan, belajar bagaimana menjelaskan, dan belajar cara menggenggam tanpa berakhir rela melepaskan.

Apakah mencintaimu sesakit ini? Apakah merindukanmu seperih ini? Apakah menantimu harus sesabar ini? Jika obat di antaranya adalah bertemu, apakah kita akan kembali dengan perasaan yang sama dan tanpa luka. Jujur di situasi seperti ini, aku hanya ingin kamu ada di sisi.

Banyak yang ingin aku ceritakan. Mungkin ceritaku sangat membosankan tapi kau rela mendengarkan. Saat nadaku semakin sesak, sesekali kau tenangkan dengan pelukan meski hanya sejenak. Aku takut pada diriku sendiri, aku takut jika semua itu tak akan terulang lagi, aku takut perasaanku tak lagi berarti. Aku takut jika aku harus melupakan lagi.

Jika dari awal kita sudah bersungguh-sungguh, seharusnya kita juga bersama-sama saling menguatkan hati bukan malah semakin menjauh. Selama ini aku memikirkan bagaimana agar kau selalu ada di sisi sampai melupakan semestinya yang diutamakan adalah perasaan saling mengerti. Dulu kita mempunyai semua itu tapi kini mengapa kita harus memulai lagi cerita yang baru.

Pada akhirnya, tanganmu diciptakan bukan untuk menganggam diriku agar tetap berdiri. Pada akhirnya, Tuhan akan mengajariku bagaimana merelakan yang selama ini kucari-cari. Kuharap kau tak merasa kehilangan aku yang benar-benar mencintai. Sampai di sini, aku berhenti.

Posting Komentar

0 Komentar